RAMADHANKU
Hanif Rahmat
Ramadhanku
Kau lah bulanku
Kau lah bulan ummat bagindamu
Muhammad saw.
Rasulku
Kau lah kerinduanku
Kau lah kerinduan alam sepanjang tahun
Kau lah bulan kerinduanku
Tapi ada tanyaku
Kau kah yang di sana
menantiku
Dan aku di sini
mendatangimu
Atau aku di
sini menantimu
Lantas kau dari
sana menghampiriku
Tapi ku buang
tanyaku
Karena bahagia
berjuma denganmu
Kau lah bulan
nan suci
Noda-noda ku
tak kan melukai kesucianmu
Karena engkau Ramadhanku
Ramadhanku
tetaplah suci
Sampai nanti
Sampai izrail
menjemputku
Atau aku
menjemput izrail
Ramadhan mereka
tak sesuci ramadhanku
Mereka
mengotori dengan noda hatinya
Mengotori
dengan lisannya, tangannya, dan kakinya
Mengotori
dengan pikiran dan nafsunya
Kau tetaplah
suci, Ramadhanku
Ramadhan mereka
lebih suci daripada Ramadhanku
Ramadhan mereka
dihiasi lantunan al-Quran
Dihiasi lisan
suci, pikiran jernih, hati murni
Ramadhan mereka
diisi ketakwaan
Ketakutan pada
Tuhanmu juga Tuhanku
Pemegang kuasa
seluruh alam
Ramadhanku
Ramadhanku
tetaplah suci
Meski hatiku
rapuh
Meski hatiku
ternodai nafsu
Meski lisan tak
terjaga
Meski pikiran
terpikat dunia
Padahal
seringainya menyesalkan hidupku
Ramadhanku
Temui aku
Atau aku
menemuimu
Ramadhanku
Tetaplah suci
Tetaplah murni
Izinkan aku
sesuci dirimu
Izinkan hatiku
semurni dirimu
Segala puji
bagi Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menciptakan Ramadhan, menyucikannya, dan
mempersembahkannya bagi kita semua dengan segenap kesuciannya. Shalawat beserta
salam semoga tetap tercurah kepada baginda junjunan alam, Nabi Muhammad saw.
yang suci hatinya, serta menyucikan hati seluruh ummatnya yang taat kepadanya.
Bulan Ramadhan
merupakan bulan kebahagiaan bagi setiap mukmin sejati. Bulan yang dirindukan
setiap manusia yang peduli rasa lapar dan kedermawanan. Bulan yang disucikan
oleh Allah SWT. Mengapa bulan ini disucikan dan dirindukan? Bulan ini adalah
bulan yang setiap mukmin diwajibkan menunaikan ibadah shaum satu bulan penuh.
Menahan diri dari menunaikan kebutuhan perut dan sesuatu di bawahnya. Menahan
diri dari mengotori isi hati dan pikiran.
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang memberikan keberkahan bagi seluruh orang yang beriman. Di
Bulan Ramadhan, seluruh amal baik dilipatgandakan pahalanya. Seluruh amal buruk
dilipatgandakan dosanya. Namun, pintu ampunan dibuka selebar-lebarnya bagi
orang yang memohon ampunan dengan sebenar-benarnya dan dengan kesungguhan
hatinya. Bulan ini memberikan kesempatan bagi pemiliknya untuk memiliki
substansi amal yang lebih baik dari seribu bulan. Dengan keterbatasan usia
manusia, bulan ini menawarkan pilihan yang sangat menggiurkan bagi orang-orang
yang berbuat kebajikan. Ia, Ramadhan, milik siapapun itu, menawarkan satu malam
yang lebih baik daripada seribu bulan, daripada seratus tahun kehidupan.
Pemilik Ramadhan yang baik tidak akan menyianyiakan kesempatan itu. Ia akan
beribadah setiap malam demi meraih tawaran yang menggiurkannya untuk bekal di
kehidupan akhirat nanti.
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang hanya diberikan kepada ummat Muhammad saw. Bulan yang sungguh
istimewa dan luar biasa. Ganjaran setiap amalan sunnah sebanding dengan amalan
wajib. Ganjaran setiap amalan wajib dilipatgandakan tujuh puluh kali lipat,
tujuh ratus kali lipat, bahkan ribuan kali lipat. Tapi ingat, setiap amal ditentukan
baik buruknya, diterima atau tidaknya di sisi Allah, hanya dengan niatnya.
Bulan Ramadhan
adalah hal terindah yang dipersembahkan Allah kepada ummat Nabi Muhammad saw. Seandainya orang tahu pahala yang ada di bulan Ramadhan, mereka pasti ingin sepanjang tahun adalah Ramadhan semua. Nabi saw. telah menegaskan bahwa Ramadhan
adalah bulan seluruh mukmin di dunia. Orang-orang mukmin lah pemiliknya.
Bulan Ramadhan,
apakah kita sudah layak memilikinya? Apakah kita telah bahagia memilikinya?
Apakah kita merasa senang berjumpa dengannya? Apakah kita merasa memiliki
Ramadhan? Apakah kita orang mukmin yang bisa menjaga Ramadhan? Apa yang biasa
kita lakukan terhadap sesuatu yang menjadi milik kita?
Bulan Ramadhan.
Mengapa banyak manusia tidak menyadari kemuliaannya?
Kita diberi
kehidupan di dunia ini tidak lain untuk mempersiapkan bekal mengarungi
perjalanan akhirat nanti, yang cukup membawa kita menuju syurga. Jika tidak
cukup, maka tinggallah neraka tempat kembalinya. “Percuma hidup di dunia jika
nanti tidak masuk syurga”, demikian seorang shalih berkata.
Nabi menjamin
ummatnya, bahwa orang yang taat melakukan shaum, ia akan masuk syurga melalui
pintu yang disediakan khusus untuk orang yang taat melaksanakan shaum, yakni
ar-Rayyan.
Bulan Ramadhan
adalah momentum yang baik untuk melaksanakan ibadah shaum. Di bulan ini, ibadah
shaum diwajibkan. Bayangkan, ibadah sunnah saja pahalanya seperti ibadah wajib,
apadalgi ibadah wajib, pahalanya berlipat sampai tak terhingga banyaknya.
Oleh karena
itu, jika secara lahir atau fiqih kita bisa melaksanakan ibadah shaum, atau
ibadah-ibadah lainnya dengan baik, maka liriklah hati, apakah niatnya sudah
ikhlas atau belum. Apakah amal sehari-hari merusak amal ibadah shaumnya atau
tidak.
Sebaliknya,
jika sudah memiliki niat yang baik, mulailah untuk mempelajari tata cara
beribadah yang baik dan lebih baik, agar amal yang dilakukan sempurna dan tidak
sia-sia.
Sederhana saja,
jika kita beramal, yakinkah amal itu siap dan layak disajikan di hadapan Allah
kelak sebagai pembela? Atau malah amal itu menjadi bumerang ketika
dipersembahkan kepada-Nya di pengadilan nanti?
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Hanif Rahmat
Santri Pondok Pesantren UII