Ada sebagian, bahkan banyak, yang mengartikan 'kemakmuran' atau 'memakmurkan' atau lebih tepatnya Dewan Kemakmuran Masjid, itu dengan padanan kata bahasa arab "ta'mir" masjid.
entah bahasa itu berawal dari siapa dan dari mana. kata "ta'mir" yang sering kita dengar sebagai sebutan bagi orang-orang yang suka memakmurkan masjid itu keliru jika ditinjau dari sisi kebahasan, kecuali jika menambahkan bahasa itu ke dalam kamus besar bahasa indonesia sebagai kosa kata baru bagi bahasa kita.
ta'mir diambil dari kata 'ammara-yu'ammiru-ta'miirun (عمّر - يعمّر - تعمير) yang artinya adalah "memberi umur". jika malas untuk mencarinya dalam kamus bahasa arab, kita bisa tahu dari surat al-Baqarah ayat 96.
يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ
"Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal diberi umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa."
dalam ayat ini kata tersebut diredaksikan dalam bentuk pasif, yakni "diberi umur" (yu'ammaru). kiranya dari sini kita tahu bahwa penamaan ta'mir masjid bagi kemakmuran masjid itu tidak tepat, kecuali jika memang maksudnya adalah sebagai pemberi umur bagi mesjid, maksudnya melestarikan masjid. (di-ta'wil saja lah... ^_^)
lantas, apa padanan kata memakmurkan/meramaikan dalam bahasa arab?
kata memakmurkan/meramaikan dalam bahasa arab adalah 'amara-ya'muru-'amrun-'amaaratun (عمر - يعمر - عمر - عمارة).
jika malas mencari di kamus bahasa arab atau memang tidak punya kamusnya sama sekali, kita bisa lihat, salah satunya, dalam surat at-Taubah ayat 18.
...إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
"Hanyalah yang memakmurkan/meramaikan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian..."
jadi, jika kita ingin memberi nama kemakmuran masjid dengan bahasa arab hendaknya memakai kata "'imaaratul masjid" (keramaian masjid). kalau yang meramaikan masjid disebut "'aamirul masjid". ma'mur itu berarti "yang diramaikan" tetapi sudah lazim menjadi bahasa serapan kita, ma'mur ya makmur.
memang bisa juga kata 'ammara-yu'ammiru ini diartika sebagai "membuat orang/hal lain memakmurkan/meramaikan masjid" dengan memasukan kata 'amara kepada pola "fa''ala" menjadi "'ammara" sehingga memiliki dua objek. namun maknanya akan semakin rancu, terutama bagi padanan kata "Dewan Kemakmuran Masjid". ^_^
lalu mengapa orang orang seringkali menyebut "takmir masjid" bukan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) saja sekalian biar di-Indonesiakan, kalau bahasa saya "Indonesiaisasi", ngejelimet juga ya... ^_^ :D
ya, saya juga tidak tahu mengapa seperti itu, mungkin yang memberi nama ada maksud lain sehingga nama yang diberikan adalah "takmir masjid", di awal pembicaraan juga saya sudah mengungkapkan ketidaktahuan saya tentang dari mana dan siapa yang mengawali istilah seperti itu. kalau ada yang tahu, kasih tahu saya ya... ^_^ :)
mungkin sebagian orang ada yang menyanggah, "ya sudahlah, itu kan masalah kebahasaan saja, toh yang penting esensi dan eksistensinya sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu kemakmuran masjid"
saya jawab, "ya memang, tapi nggak jelek juga kan???"
### Oke, sampai di sini adalah postingan sebelum direvisi. Di bawah ini adalah tambahan.
Terima kasih kepada yang sudah berkomentar dan memberi masukan untuk postingan ini, sehingga kekurangan dapat dilengkapi dan kesalahan dapat diperbaiki. Di antara isi dari komentar yaitu bahwa kata عمّر - يعمّر - تعمير merupakan kata yang diderivasi dari عمر - يعمر - عمارة yang berarti "meramaikan", lalu dimasukkan kepada wazan فعّل - يفعّل - تفعيلا . Dengan demikian, penamaan "ta'mir" dalam konteks DKM sudah benar dan bermakna serupa dengan عمر - يعمر - عمارة yaitu meramaikan.