Tuesday, January 15, 2013

JEJARING SOSIAL, KEHIDUPAN, DAN KEMATIAN

January 15, 2013


Facebook, Twitter, MySpace, dan apapun yang termasuk situs-situs jejaring sosial (JS), memiliki peran penting bagi perkembangan dan perubahan semesta. Seringkali orang-orang berinteraksi, bersua, menyapa, berbicara, bertukar pikiran, berdiskusi, dan hal-hal yang berbau komunikasi. Contohnya saja facebook. Dulu facebook hanya digunakan dan memang diciptakan hanya untuk komunikasi antar rekan-rekan suatu perusahaan. Namun sekarang, digunakan oleh banyak orang, baik muda atau tua. Bahkan bukan hanya remaja, tapi sampai bayi dan balita pun dibuatkan facebook, padahal orang tuanya atau saudaranya sendiri yang memakai dan menulis status, bukan anak itu.
Melalui situs-situs seperti itu semua orang berbagi berbagai perihal kehidupan, juga kematian. Situs jejaring sosial bak pisau, gunanya sesuai pemakainya. Dapat berguna untuk hal bermanfaat, dapat pula berguna tuk hal yang "kurang bermanfaat". Hal-hal bermanfaat yakni seperti berdakwah, bertukar informasi beasiswa, berbagi ilmu pengetahuan, mempromosikan bisnis-bisnis, dan lain sebagainya. Sedangkan penggunaan yang "kurang bermanfaat" ialah seperti untuk berbagi keluhan, menggunjing, saling mencela, mengunggah foto-foto yang tidak layak dilihat, atau untuk memamerkan kebaikan dan keunggulan diri sendiri, dan lain sebagainya. Banyak konten-konten disana memuat hal-hal bermanfaat. Namun konten-konten yang "kurang bermanfaat" pun tak kalah banyak. Contohnya saja di facebook atau twitter. Banyak sekali post-post yang tak bisa atau sulit diambil faidahnya. Ya, setidaknya ika posting itu mengandung unsur riya' atau pamer tapi persuatif, sugestif, dan motifatif. Jika hanya mengeluh, pamer, dan sebagainya, tak usahlah.
Baiklah. Dalam suatu perkuliahan saya mendapat inspirasi dari seorang dosen mata kuliah Pemikiran dan Peradaban Islam. Beliau menuturkan bahwa ketika seseorang mempunyai aku jejaring sosial dan ia mengisinya dengan hal-hal yang "kurang bermanfaat" dan menimbulkan dosa. Maka dosanya akan mengalir sampai konten-konten "kurang bermanfaat" itu dihapus. Tetapi, siapakah yang bisa menghapusnya jika tidak ada orang yang mengetahui username dan passwordnya? Apakah ketika menjelang kematian si pengguna akan mewasiatkan username dan passwordnya untuk kemudian menghapus segala hal yang akan memberatkannya di akhirat nanti, yakni dosa? Tentu tidak bisa. Lalu bagaimana nasibnya foto-foto yang terbuka aurat yang diunggah disana? Bagaimana tulisan-tulisan atau video yang memberikan ekses negatif bagi orang lain? Kematian itu pasti, tak terduga, dan tak terelakan.
Hidup ini tidaklah kekal. Dibalik kehidupan yang tak abadi ini tentu telah disediakan kehidupan abadi. Disana posisi setiap manusia ditentukan oleh aktifitas kehidupannya di dunia ini.
Lain halnya jika kita memasukkan konten-konten yang bermanfaat, tentu setelah kita meninggal pun akan tetap bermanfaat. Pahala darinya akan mengalir.
Sekali lagi, situs-situs jejaring sosial merupakan sarana yang tidak bermanfaat dan tidak pula merugikan. Hal itu netral-netral saja. Yang tak netral itu penggunanya, sehingga penggunanayalah yang harus mengarahkan sarana tersebut supaya berimplikasi terhadap hal-hal positif.
Situs-situs seperti itu pun sangat berperan dalam tendensi moral bangsa. Akan dibawa kemana bangsa kita.
Terakhir. Gunakanlah segala hal di dunia ini untuk hal-hal yang bermanfaat. Hapuslah segala hal yang bisa menjerumuskan kita ke dalam siksa-Nya di akhirat nanti. Mengutip petuah a Agym, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, mulai sekarang.

Thanks for reading JEJARING SOSIAL, KEHIDUPAN, DAN KEMATIAN

Related Posts

Your Comments

No comments:

Post a Comment

Copyright © KESAKSIAN. All rights reserved. Template by CB Blogger